Kamis, 27 Maret 2014

Tugas 1 Ilmu Lingkungan



“Pray For Asap Riau”


Negara Indonesia tercinta sedang dirundung duka. Musibah yang lagi-lagi menimpa. Salah satunya yang sedang gencar-gencarnya dibicarakan dan menjadi topik yang diangkat baik media sosial, berita, koran, radio adalah ‘Asap di Riau”.
Salah satu akun yang menuliskan berita secara online berjudul “Ini Gelapnya Riau yang Diselimuti Kabut Asap Pekat” berisi seperti bacaan seperti kutipan dibawah ini.

Jakarta - Kabut asap masih menyelimuti Riau. Kabut ini sangat pekat sehingga membuat aktivitas warga terganggu. Suasana siang yang seharusnya terang menjadi gelap akibat kabut asap ini.

"Hari ini tambah parah kabutnya, gelap sekali," kata Hana Sugandi, warga Riau, kepada detikcom, Kamis (13/3/2014).

Sugandi menjepret bebrapa lokasi di Riau yang terkena imbas kabut asap dan mengirimkannya ke pasangmata.com. Beberapa lokasi yang dijepretnya terdapat di sekitar Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.


"Sekolah juga diliburkan akibat kabut asap ini," katanya.


Mahramuay, warga Dumai, menyatakan kabut asap tebal juga terjadi di kotanya. Jarak pandang di lokasi ini sangat terbatas sehingga cukup membahayakan para pengendara jalan. Banyak pengendara jalan yang harus menyalakan lampu kendaraannya gar jalanan bisa terlihat.

Kabut asap di Riau terjadi karena pembakaran lahan/hutan oleh tangan-tangan jahil. Kebiasaan yang selalu datang setiap tahun ini menyebabkan 16 maskapai tidak beroperasi ke/dari Pekanbaru sejak hari ini hingga Sabtu depan. Pemerintah berusaha memadamkan kabut asap dengan menjatuhkan bom air dari udara dan akan menjerat perusahaan yang membakar lahan lewat jalur perdata, selain pidana. ( news.detik.com)

 


Tidak hanya berita online diatas, masyarakat Indonesia lainnya juga turut merasakan musibah yang menimpa di Riau tersebut. Seperti beberapa screenshoot gambar yang saya ambil dari blackberry mesengger saya yang ambil beberapa hari lalu.

 


IMG_20140313_195936.jpgGambar disamping merupakan salah satu gambar display picture kerabat saya. Dalam gambar tersebut tertulis “biarkan saja penduduk disini mati perlahan pak, nanti tanahnya bisa ditanami sawit dan tanaman industri”. Sangat miris sekali membaca tulisan yang ada pada gambar tersebut. Rakyat yang seharusnya hidup tentram dikelilingi sumber daya alam yang menjadi kebanggaan negara Indonesia kini berbalik menjadi bencana yang mengelilingi mereka, menjadi korban dari “keserakahan” tangan-tangan nakal yang setelah membuahkan hasil lalu jika sudah terjadi bencana seperti ini dicampakkan.


 

Screenshot_2014-03-13-19-59-46.pngScreenshot_2014-03-13-22-13-35.png

Kedua screenshoot diatas menjadi contoh dalam menunjukkan rasa kepedulian terhadap warga Indonesia yang sedang terkena musibah di Riau. Opini saya terhadap masalah asap di Riau, terkait dengan gambar-gambar serta berita-berita yang diangkat dan menjadi pembahasan topik hangan di Bulan Maret ini yakni mengenai masalah Asap di Riau, betapa mirisnya mereka yang tinggal di Riau. Seperti yang telah saya katakan diatas, warga Riau yang harusnya hidup tentram aman dikelilingi sumber daya alam yang bisa menjadi kebanggaan negaranya, kini berbalik menjadi bencana yang menghampiri akibat “kecurangan”, “keserakahan” yang berdampak pada asap yang menyelimuti daerah Riau.
Sebagai warga negara Indonesia , rakyat biasa, mungkin bisa meng eksplore rasa kepedulian mereka melalui penggalangan dana dan sebagai warga yang berketuhanan yang maha Esa, bisa berkirim doa untuk musibah yang menimpa Riau, seperti screenshoot diatas “ PrayForRiau”. Sedikit namun berarti bukan?
Pemerintah harusnya sadar, mereka yang seharusnya mengambil andil lebih, bergegas menyelesaikan persoalan mengenai kabut asap di riau. Bahkan seharusnya tidak ada kasus kabut asap di Riau. Sebab dari gambar diats terdapat tulisan digambar “ Titik merah itu bukan titik API, namun titik akibat keserakahan”. Tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Itu pepatah yang sering saya dengar. Dalam gambar bertuliskan tersebut, tersirat Api yang menjadi asap ini akibat keserakahan. Pemerintah harusnya berpola pikir tegas dan memiliki rasa kemanusiaan kembali sebab seorang pemimpin haruslah berpikir sebelum bertindak, jangan sampai memberi kerugian yang amat seperti ini.
Tulisan diatas dibuat guna memenuhi tugas softskill Ilmu Lingkungan selaku mahasiswi Universitas Gunadarma (www.gunadarma.ac.id) . Mohon maaf apabila ada kesalahan kritik maupun kesalahan penyampaian dalam penulisan diatas. Semoga menjadi inspirasi baik bagi pembaca.

Disusun Oleh:
KOOSHARDIANTINI
34411010
3ID05