Minggu, 22 Maret 2015

Etika, Profesional-Profesionalisme

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy) (Sumber : Wikipedia) Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan. Kebutuhan akan refleksi itu akan dirasakan, antara lain ketika pendapat etis tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknik dan desainer. Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst. Ada 4 ciri‐ciri profesionalisme: 1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yangbersangkutan dengan bidang tadi. 2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan. 3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya. 4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya. Profesional itu adalah seseorang yang memiliki 3 hal pokok dalam dirinya,Skill,Knowledge,dan Attitude! Skill disini berarti adalah seseorang itu benar-benar ahli di bidangnya. Knowledge, tak hanya ahli di bidangnya..tapi ia juga menguasai, minimal tahu dan berwawasan tentang ilmu2 lain yang berhubungan dengan bidangnya. Dan yang terakhir Attitude, bukan hanya pintar dan cerdas…tapi dia juga punya etika yang diterapkan dalam bidangnya. Definisi atau pengkategorian profesional itu adalah = bagaimana dia hidup apakah menggantungkan diri dari profesi itu. (Sumber : https://azenismail.wordpress.com/2013/06/04/pengertian-profesi-dan-profesionalisme)

Etika profesi (Teknik Industri)

Etika Profesi Seorang sarjana Teknik Industri memiliki kemahiran dalam hal Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, dan Sistem Industri dan Tekno Ekonomi. Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi. Keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik. Keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research. Seorang sarjana teknik industri paling tidak harus mengerti konsep dari industry itu sendiri yakni mengerti dalam hal perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan. Memberikan ide-ide baru (inovasi), menciptakan produk yang ergonomis, pengadaan dengan biaya yang minimum (diperhitungkan dalam aspek keuangan) dan hal-hal lain yang menyangkut keberlangsungan industry. Dalam beretika, ada beberapa karakter yang harusnya dihindari. Karakter tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari misalnya; bersikap acuh tak acuh, berbicara kasar terhadap orang lain, bersikap egois dalam kerja kelompok, tidak menghargai pendapat orang lain, malas (menunda-nunda pekerjaan). Bersikap acuh tak acuh ; adalah sikap antisosial yang tidak memperdulikan keadaan orang maupun lingkungan di sekitarnya. Sikap ini akan menggangu rekan-rekan lain dalam sebuah kelompok kerja dan dapat menurunkan pencapaian dalam tugas yang harus diselesaikan. berbicara kasar kepada orang lain ; orang yang suka berbicara kasar di depan umum terhadap orang lain dianggap tidak beretika karena selain menggangu kenyaman di depan umum juga dapat memancing perselisihan karena ucapan kasarnya yang menyakiti orang lain. bersikap egois dalam kelompok kerja ; dalam suatu kelompok kerja dibutuhkan kerja sama dan kekompakkan satu sama lain tetapi jika ada satu orang saja yg tidak mau mengerjakan tugas dalam kelompok tsb dengan alasan tidak jelas maka orang tsb dapat dianggap tidak beretika karena tidak ingin dibebani tugas apapun. Malas (menunda pekerjaan) ; seseorang dalam menerima pekerjaan yang diberikan harus memiliki rasa tanggungjawab dan menghindari sikap malas yang berujung pada penundaan dalam pekerjaan. Hal ini merugikan karena selain merugikan perusahaan, orang lain dan diri sendiri juga merupakan sikap yang amoral dan tidak beretika. Selain karakter beretika, ada beberapa aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dikatakan tidak beretika seperti halnya; tidak konsisten dalam pekerjaan; tidak dapat menjaga rahasia perusahaan; lalai serta tidak obyektif dalam bekerja. Berikut adalah analisisnya. tidak konsisten dalam bekerja ; dalam bekerja seseorang yang tidak dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja dan etika profesi yang seharusnya dapat dianggap tidak memiliki etika professional. tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan tempat bekerja ; suatu perusahaan atau tempat seseorang bekerja memiliki rahasia terutama dalam tujuan untuk bisa terus mempertahankan eksistensi perusahaan tsb. apabila seorang pekerja tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan tsb, maka dianggap tidak memiliki etika professional. tidak objektif dalam bekerja ; dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, seorang pekerja harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan. jika tidak, maka dianggap tidak memiliki etika professional. lalai dari tugas yang diberikan ; orang yang memiliki karakter ini menandakan bahwa dalam dirinya tidak memiliki ketelitian dan sikap disiplin dalam mengatur hidupnya, sehingga jika diberikan tugas banyak membuat kesalahan-kesalahan yang merugikan orang lain maupun lingkungan tempatnya bekerja