Kamis, 23 Januari 2014

PROPOSAL PENELITIAN



PROPOSAL PENELITIAN

1.                  Pendahuluan
Pendahuluan dari pembuatan proposal ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah serta tujuan penelitian. Berikut akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian. Perlu diketahui bahwa proposal penelitian yang dibuat terkait tingkat kematian manusia akibat rabies di Indonesia (Hewan anjing sebagai pembawa utama).
A.    Latar Belakang
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat berakibat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus famili Rhabdovirus dan dapat menyerang ke semua sepesies mamalia termasuk manusia. Penyakit ini disebarkan oleh hewan tertular rabies dan anjing merupakan pembawa utama yang dapat melangsungkan siklus infeksi penyakit rabies. Adanya kontak air liur dengan membrana mukosa melalui luka dapat menyebabkan penularan rabies. Hal tersebut sama halnya dengan gigitan maupun cakaran yang juga dapat menularkan infeksi. Rabies menjadi salah satu perhatian utama pada sektor kesehatan masyarakat di beberapa negara di Asia, rabies ini merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas secara nasional . Penyakit ini bersifat endemis  di Indonesia dan telah menyerang 24 provinsi dari 33 provinsi dan rata-rata 150-300 kasus kematian manusia akibat rabies setiap tahunnya. Kasus rabies pertama kali dilaporkan di Jawa Barat pada anjing tahun 1889 dan kasus rabies pada manusia tahun 1894.
B.     Rumusan Masalah
Terkait pendahuluan yang dipaparkan diatas maka dapat diformulasikan masalah sebagai berikut. Bagaimana mengetahui alasan rasa rakut (phobia) terhadap hewan anjing. Bagaimana mengetahui langkah awal apabila digigit anjing. Apa saja faktor yang mempengaruhi penularan rabies. Apa metode pengendalian dan pencegahan terhadap rabies yang disebabkan oleh anjing.
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dari kasus tingkat kematian manusia akibat rabies anjing. Tujuannya disebutkan dalam hal dibawah ini.
1.      Rasa takut (Phobia) terhadap hewan Anjing.
2.      Mengetahui langkah awal apabila digigit anjing.
3.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi penularan rabies.
4.      Mengetahui metode pengendalian dan pencegahan terhadap rabies yang disebabkan oleh anjing.
5.      Mengetahui alasan sebagian masyarakat phobia terhadap anjing.

2.      Landasan Teori
Rabies
Penyakit Rabies merupakan penyakit yang menakutkan. Manusia dapat tertular penyakit ini lewat gigitan hewan perantara pengidap penyakit Rabies. Penyakit Rabies ini adalah penyakit menular yang akut dan menyerang susunan syaraf pusat, yang dicirikan dengan gejala syaraf, agresif, photophobia (takut terhadap sinar), hydrophobia (takut terhadap air) dan selalu diakhiri dengan kematian. Di Indonesia, hewan yang peka terhadap penyakit Rabies adalah anjing, kucing dan kera. Biasanya hewan yang mengidap penyakit Rabies cenderung menyerang siapa saja yang dianggap mengganggunya atau berada di dekatnya, terutama benda yang bergerak.
Penyebab penyakit Rabies adalah virus RNA berbentuk peluru yang tergolong dalam Genus Lyssavirus dan Familia Rhabdoviridae.
a. Rabies Pada Manusia
 Masa inkubasi rabies (masa masuknya virus Rabies ke dalam tubuh hingga menimbulkan gejala) pada manusia umumnya terjadi berkisar antara 3 sampai 8 minggu. Tetapi inipun masih terdapat keragaman yang besar antara satu kasus dengan kasus lainnya yaitu antara 10 hari (yang tercepat) sampai hingga 8 bulan.
Gejala klinis pada masa prodromal (masa antara 2 sampai 4 hari setelah infeksi) adalah pusing kepala dan adanya sedikit kenaikan suhu badan antara 1 sampai 2 oC, malaise (perasaan tidak enak badan yang tidak jelas) dan gelisah, sedangkan pada tempat infeksi terasa aneh. Kemudian ada gejala stimulasi syaraf simpatis sehingga terlihat adanya insomnia. Air liur yang berlebih (hypersalivasi) terjadi karena susah atau tidak bisa menelan ludah dan bila berusaha menelan akan tercekik sehingga terlihat gejala hidrofobia. Angka kematian (“case fatality rate”) mencapai 100% dan karenanya penyakit Rabies dikenal sebagai penyakit yang sangat menakutkan karena hampir selalu menimbulkan kematian (“almost always fatal”) bila telah timbul gejala klinis.


Langkah pertama yang perlu dilakukan apabila ada orang yang tergigit anjing :
1. Cuci segera luka gigitan dengan sabun atau detergen, kemudian dibilas dengan air bersih (air mengalir), setelah itu dicuci dengan Alkohol 70%. Setelah kering olesi luka dengan Jodium Tincture.
2. Segera bawa penderita ke dokter, Puskesmas terdekat untuk menerima pengobatan lebih lanjut.
3. Laporkan segera kepada Petugas Dinas Peternakan setempat tentang anjing yang menggigit (nama pemilik dan alamat tinggalnya)

Langkah pertama yang perlu dilakukan bagi pemilik anjing yang menggigit orang:
1. Anjing segera diisolir, dirantai atau dikandangkan tersendiri.
2. Segera periksakan anjing tersebut kepada petugas Dinas Peternakan setempat (Bandung-Bio Farma).
3. Siapkan dan Bawalah kartu atau buku vaksinasi Rabies (bila hewan sudah pernah divaksinasi sebelumnya).
4. Bila anjing yang menggigit mati mendadak dalam waktu kurang dari 1 minggu sesudah menggigit, bangkainya harus segera diserahkan kepada Dinas Peternakan setempat untuk diadakan tes uji guna mengetahui apakah positif terserang dan mati karena penyakit Rabies
Demi keselamatan bersama, sebaiknya anjing yang menggigit orang harus langsung dibawa ke Dinas Peternakan setempat untuk diperiksa dan diobservasi dengan teliti, bila dicurigai, akan dikarantina selama 7 sampai 14 hari dan bila negative dapat diambil dan dibawa pulang kembali.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENULARAN
a. Virus di air liur (saliva) pengigit : hewan yang positif Rabies belum tentu menularkan Rabies melalui gigitan karena hanya 50 sampai 90% dari hewan yang mati karena rabies mengandung virus Rabies dalam salivanya.
b. Kepekaan species hewan : adalah suatu kenyataan bahwa satu species akan lebih tahan terhadap Rabies daripada species lainnya. Faktor yang mempengaruhi kepekaan hewan terhadap infeksi Rabies adalah umur hewan, cara infeksi dan sifat virus.
c. Tempat gigitan : bila orang atau hewan tergigit di tangan (kaki depan), kepala atau leher maka ia akan mudah dan/atau lebih cepat terkena rabies. Hal ini terjadi bukan karena jauh atau dekatnya tempat gigitan tersebut dengan susunan syaraf pusat (CNS), tetapi karena lebih banyaknya jumlah syaraf perifer yang ada di bagian-bagian tersebut sehingga memudahkan penyebaran virus karena sifat neurotropik dari virus Rabies.
d. Pengobatan anti Rabies : hewan atau orang yang mendapatkan pengobatan antirabies, baik untuk pencegahan atau untuk pengobatan dengan serum akan menjadi lebih resisten terhadap infeksi.

METODE PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
- Melakukan program vaksinasi penyakit Rabies secara teratur setahun sekali ke Dinas Peternakan setempat atau ke Dokter Hewan terdekat.
- Pemeliharaan anjing sebaik mungkin, pengamatan sifat kebiasaan sehari-hari, bila terlihat perubahan-perubahan secara mendadak dalam sifat-sifat diluar kebiasaannya, segera periksakan pada dokter hewan praktek terdekat.
- Sebaiknya anjing tidak selalu dibiarkan berkeliaran di luar rumah tanpa dapat dikendalikan.
- Anjing yang dicurigai atau agak berubah perangainya sebaiknya diisolir dan tidak dicampur dengan anjing lainnya.
- Karena ganas dan berbahayanya penyakit Rabies, maka pencegahan dan pemberantasannya harus dilakukan secara intensif dan sedini mungkin.
Dalam pengendalian penyakit ini yang paling utama untuk dilakukan adalah pencegahan penyakit pada manusia dan pengendalian atau eradikasi penyakit pada hewan. Untuk mencapai tujuan tersebut dipakai 3 prinsip program yaitu :
1.Pencegahan keterpaparan (“exposure”) ke hewan rabies.
2. Pengobatan setelah terpapar.

3.      Metode Penelitian
Metode penelitian membahas unit analisis penelitian, data dan variabel, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Berikut pembahasannya.
·      Objek atau Unit Analisis
Berikut unit analisis yang tergambar dalam gambar dibawah ini. Data yang telah dikumpulkan digambarkan melalui grafik. Hasil menunjukkan dari tahun ke tahun kasus kematian manusia akibat rabies menurun namun tidak memperkecil resiko untuk manusia tertular infeksi rabies.
·         METOLIT5.pngData dan Variabel
METOLIT2.pngDisebut data kuantitatif karena data yang didapat berupa angka.
Tipe hubungan antar variabel penelitian terlihat dari gambar dibawah ini menunjukkan hubungan sebab-akibat. Dikatakan hubungan sebab akibat karena penyebab tingkat kematian manusia akibat gigitan anjing di bali ( rabies anjing) maka diadakan vaksinisasi pada anjing, meningkatnya keperdulian masyarakat terhadap penyakit rabies.

·           Teknik Pengumpulan Data
Dari penelitian yang telah dilakukan, jenis data termasuk data time series atau sesuai rentetan waktu, ini terlihat dari tingkat kematian manusia akibat gigitan anjing di propinsi Bali dari tahun 2008-2011. Namun yang peneliti lakukan adalah ia mengumpulkan data dalam 1 kali survey jadi dapat dikatakan sebagai studi 1 tahap.

·           Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data akan membahas mengenai data yang diapat. Dari data yang didapat, studi termasuk studi deskriptif karena penelitian terhadap populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa populasi tertentu. Data yang dikumpulkan termasuk time series atau sesuai rentetan waktu. Data yang terkumpul berupa data kuantitatif karena data berupa angka. Kerangka sampelnya mengacu pada sekelompok manusia di Indonesia khususnya daerah Bali.
4.      Daftar Pustaka
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
www.kesehatan123.com › KesehatanRabies

5.      Jadwal Pelaksanaan Penelitian
            Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya yang telah dilaksanakan terkait pengumpulan data tingkat kematian manusia akibat gigitan anjing adalah terkahir di tahun 2011. Maka pelaksaan penelitian kali ini akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 2014. Pelaksanaan dengan mengumpulkan data kembali terkait angka kematian manusia akibat gigitan anjing dilihat dari 3 tahun sebelumnya.

Tugas diatas dibuat guna memenuhi tugas ke-empat terkait mata kuliah semester lima sebagai mahasiswi Universitas Gunadarma (www.gunadarma.ac.id) teknik industri, mata kuliah metode penelitian. Demikian tulisan diatas dibuat, terima kasih atas sumber yang menjadi acuan dan inspirasi dalam penyelesaian tugas ini.
KOOSHARDIANTINI_34411010_3ID05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar